Puisi-puisi Chirikure Chirikure

 

 

Kita Takkan Tidur         

Tak bakal ada yang tidur sekejap pun tahun ini
hingga kita memperbaiki segala kekacauan ini
Tak bakal ada kelopak mata terkatup
sampai kita tiba ke dasarnya

Kita tak bisa hanya menyaksikan saat kau runtuhkan segalanya
Kita tak bisa hanya diam ketika kau timbulkan badai
Kita tak bisa hanya menatap saat kau robohkan tembok
Kita tak bisa sedekap saja ketika kau masak yang tak sedap

Hari saat kau serang nenek, kita tak berbuat apa-apa
Suatu hari pula kau jual susu sapi keluarga, kita tak berbuat apa-apa
Baru kemarin kau bakar lumbung keluarga, lagi-lagi kita tak berbuat apa-apa

Dan, sekarang, hari ini?
Hari ini kau bakal buang hajat di sumur?
berak di sumur?
berak di sumur air keluarga?

 

Iya, iya

Di tempat kerja, sepanjang hari, di sana “iya, iya”
Itulah bahasa resmi di sana

Di rumah, sekeluarga menjawab “iya, iya”
Itu bahasa baru anak dan orang tua

Di tempat ngebir, ke mana pun kau belok “iya, iya”
Itu bahasa terbaik bercakap dan berbantah

Rapat-rapat politik dan segala pertemuan “iya, iya”
Untuk memahami politik sebaiknya beginilah berbahasa

Di ranjang, sebelum tidur, sekali lagi “iya, sayang”
Keinginan gampang dibikin dan lebih cepat terkabul dalam bahasa ini

Mungkin-entahlah-mungkin di sana, di surga
Di sana juga “iya, iya” di mana-mana, dan chiSona?

Sangat pantang